Pada hari kamis tepatnya tanggal 03 November 2022 pukul 12.00 WIB di Jl. Seijang Gg. Gatra Kota Tanjungpinang,Yayasan Embun Pelangi (YEP) melaksanakan kegiatan Case Conference(bl-71) bersama seluruh penyedia layanan kesehatan yaitu puskemas di kota Tanjungpinang. Selain mitra penyedia layanan kesehatan, juga dinas kesehatan dan pengendalian penduduk dan keluarga berencana kota Tanjungpinang diundang dalam acara ini.
Adapun tujuan dari dilaksanakan nya kegiatan Case Conference ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan per-quartal atau tiga(3)bulan sekali. Kegiatan ini mempunyai salah satu output(keluaran) sebagai ajang koordinasi dan saling melakukan update perkembangan kegiatan yang dilaksanakan YEP sebagai petugas penjangkau dan pendamping dan juga penyedia layanan kesehatan yaitu puskesmas ataupun rumah sakit yang menjadi tempat untuk melakukan rujukan dalam mengakses salah satu layanan yang disediakan khususnya tes HIV dan. Karena adanya kegiatan merujuk ke tempat layan kesehatan, tentunya ada data-data yang harus di singkronisasi atau dilakukan verifikasi. Khusunya dalam kegiatan pertemuan ini adalah bagaimana data yang di input ke sistem yang nama nya SiS(Sistem informasi Spiritia) dengan sistem data miliknya Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yaitu SIHA(Sistem Informasi HIV dan AIDS) bisa selaras atau meminimalisir GAP antara data lapangan dengan data dari penyedia layanan kesehatan,sehingga data yang tersajikan bisa valid.
Pada pertemuan koordinasi ini kegiatan tidak dibuat terlalu formal dan dilaksanakan di luar wilayah layanan kesehatan yang mana harapanya tercipta suasana yang santai dan tidak tegang. Sehingga antusias teman-teman petugas lapangan dari YEP menceritakan beberapa kegiatan dan hambatan-hambatan dalam mengajak kd untuk melakukan tes HIV juga disampaikan. Begitupun dengan team penyedia layanan kesehatan juga menceritakan hal yang sama sehingga dari beberapa hambatan yang muncul baik di lapangan atau dari penyedia layanan kesehatan ada innovasi dan strategi untuk mengoptimalkan target program yang diberikan.
Untuk itu,dalam mengoptimalkan penanggulangan HIV dalam menekan laju epedemi HIV dan AIDS di suatu wilayah diperlukan kegiatan rutin. Koordinasi dan menyusun strategi serta innovasi penanggulangan HIV. Sehingga program penanggulangan HIV bisa komprehensif dan berkesinambungan. Apalagi antara petugas pelaksana program dan penyedia layanan kesehatan di Kota Tanjungpinang mempunyai satu misi dan visi yaitu mendorong sebanyak-banyaknya populasi lsl untuk mengakses layanan tes HIV, dan jika setelah melakukan tes HIV dan hasil tes nya reaktif maka segera di dorong untuk mengakses layanan art. Maka percepatan kasus HIV di Kota Tanjungpinang bisa ditekan dengan bekerjasama antara penyedia layanan kesehatan dan pelaksana program penanggulangan HIV di Kota Tanjungpinang.(Suyanto & team)